Sabtu, 03 Juli 2010

Ilmu Pawang Hujan

Ilmu Pawang Hujan - Ritual Kejawen Untuk Menghentikan Hujan

Ada jenis ilmu Pawang Hujang yang syaratnya adalah seorang pawang harus menghindari air, dan itu berarti ia tidak boleh, minum, wudhu mapun mandi. Yang menjadi masalah adalah jika kita Muslim, lantas bagaimana dengan kewajiban shalat kita? Haruskah kita mengorbankan diri meninggalkan kewajiban demi niat baiknya menolong orang lain. Oleh karena itu saya sempat memburu ilmu pawang hujan dari berbagai sumber. Akhirnya saya temukan juga ilmu pawang hujan yang beralirah Hikmah dan tidak bertentang dengan syariat agama.

Sekedar untuk mengetahui tradisi leluhur (kejawen), di sini saya akan terangkan dua tradisi ritual kejawen yang masih banyak dianut oleh beberapa dukun tradisional dalam menjaga agar tidak turun hujan selama suatu acara berlangsung. Anda mungkin tidak percaya ritual berikut ini bisa menolak, memindahkan atau menghentikan hujan, tapi menurut hasil pengamatan saya, memang begitulah adanya.

Bahkan pernah ada kejadian aneh, dimana suatu rumah tidak tersiram air hujan padahal jalan dan semua rumah yang ada disekelilingnya basah tersiram derasnya hujan. Ternyata si tuan rumah menghadirkan Dukun Pawang Hujan agar acara pernikahan di rumah tersebut tidak terganggu oleh hujan.

Berikut dua cara kejawen yang berhasil saya dapatkan dari seorang ahli Pawang Hujan. Jika Anda muslim, saya tidak membenarkan Anda menggunakan cara tradisional ini untuk tujuan menghentikan hujan, karena cara kejawen ini masih mengandung unsur syirik. Jika Anda ingin memiliki ilmu untuk memindahkan, menghentikan atau menolak hujan sekaligus untuk mendatangkan hujan yang tidak melanggar aturan agama, pelajarilah ilmu pawang hujan aliran hikmah.

Ritual Pawang Hujan Kejawen. CARA I

Menurut cara pertama ini, jika suatu saat dimintai bantuan untuk menyingkirkan atau mempawangi hujan, yang pertama kali harus dilakukan adalah berziarah ke makam leluhur orang yang minta bantuan itu. Yang dimaksud leluhur adalah orang yang sudah meninggal. Artinya, jika yang menyuruh itu orang tuanya (Ayah/Ibu) masih hidup, maka harus berziarah ke makam kakek dari garis keturunan ayah.

Saat berziarah itu, lakukanlah ritual sebagaimana orang yang berziarah. Membaca Al - Fatihah, muawwidatain, yasin, tahlil, atau bacaan yang lain yang anda bisa.

Setelah itu lakukanlah tawasul, seolah-olah berbicara dengan arwah orang yang sedang diziarahi, kurang lebih sebagai berikut: “Mbah/Pak, karena kamu sudah tidak makan nasi dan garam, dan tiap hari kamu makan doa dari orang-orang muslim di seluruh dunia, maka kekuatan batinmu tentu lebih kuat. Karena itu, tolong bantu saya dengan doa, agar apa yang saya inginkan menyingkirkan/mendatangkan hujan ini, dikabulkan oleh Gusti Allah.”

Pulang dari ziarah, datanglah ke rumah orang yang minta bantuan itu. Minta sekepal nasi dan garam kasar dan bacalah : “Kun fayakun, tidak jadi hujan. Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar.”

Sebaliknya, jika yang dikehendaki orang yang minta bantuan itu datangnya hujan, ucapannya diganti menjadi : “Kun fayakun, jadi hujan. Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar.”

Setelah itu, nasi dan garam kasar itu dibuang di atas genteng. Jika rumahnya terdiri dari dua bangunan, maka tempat yang dipilih adalah atas genteng bagian tengah, dilanjutkan dengan mengucapkan niat yang susunan katanya diciptakan sendiri. Dengan tujuan, mohon diberi kemampuan oleh Tuhan agar hujan yang semestinya turun, untuk sementara disingkirkan ke arah barat (sebut nama desa yang berjarak sekitar 5 KM), begitu halnya untuk arah utara, timur, selatan dan barat.

Saat melakukan ilmu pawang yang ini, tidak ada keharusan untuk berpuasa. Anda cukup berpantang tidak makan minum di rumah orang yang minta bantuan itu. Namun jika ingin melakukan puasa sebagai bentuk dari kesungguhan dalam meminta kepada Allah SWT, silakan. Ini sekaligus latihan untuk ikhlas dalam membantu orang lain.

Setelah saya konsultasikan dengan beberapa guru agama islam, ritual pawang hujan kejawen cara I ini boleh dilakukan oleh muslim/muslimah dengan catatan saat berziarah niatkan untuk bertawasul (berdoa dengan perantara orang lain yang diayakini lebih dekat dengan Alloh SWT)

Ritual Pawang Hujan Kejawen. CARA II

Cara yang ini jauh lebih nyleneh. Bayangkan! Saat menyingkirkan hujan, seorang pawang tidak diperkenankan menyentuh air dan harus puasa ngebleng (tidak makan, minum dan tidur). Sebaliknya, jika yang diminta adalah datangnya hujan, maka yang dilakukan harus banyak kungkum (berendam) di sungai sambil membaca mantranya.

Untuk memiliki ilmu ini, sebelumnya harus tirakat 1 hari 1 malam pada hari Kamis pada bulan Suro. Dan mantranya sebagai berikut

Bismillah

Nabi Muhammad

Siti Fatimah

Bathara Surya, Surya Kantha

Danyang . . . (sebut nama desa)

Saya minta bantuanmu menyingkirkan hujan

Aku minta sinar Bathara Surya.

Sedangkan jika tujuannya untuk meminta turunnya hujan, mantranya dirubah sebagai berikut :

Bismillah

Nabi Muhammad

Siti Fatimah

Bathara Surya, Surya Kantha

Danyang . . . (sebut nama desa)

Saya minta bantuanmu mendatangkan hujan

Aku minta keringat Bathara Surya

Teks mantra ini sudah di-Indonesiakan dari teks aslinya bahasa Jawa. Cara penggunaannya, ketika ada orang datang minta bantuan menyingkirkan atay mendatangkan hujan, mintalah agar membawa rokok.

Selanjutnya, anda berdiri di tengah halaman rumah. Baca mantranya 3 kali, diakhiri dengan menghisap asap rokok. Dan begitu anda menyetujui mempawangi hujan, pada waktu yang ditentukan agar hujang itu menyingkir atau datang. Maka anda harus melakukan pantangan sebagaimana tersebut diatas, yaitu, tidak makan, minum dan tidak pula tidur. Itupun masih ditambah menjauhi air (jika menyingkirkan hujan) dan banyak kungkum (jika mendatangkan hujan).

Yang terberat dari ilmu pawang hujan ini, adalah sebelum mempawangi, tidak boleh minta uang muka. Artinya, upah itu boleh diterima jika apa yang diinginkan yang minta bantuan itu benar-benar berhasil.

Padahal, sebagaimana kita ketahui, orang yang semula nampak sopan saat membutuhkan jasa orang lain, jika maksudnya sudah tercapai, biasanya memilih menghindar untuk bertemu.

Misalnya, guru yang mengijazahkan ilmu ini, paling sering ditipu tamu yang mula-mula nampak sopan. Namun setelah sang guru bertirakat untuk keperluan tamunya, dan berhasil, tamu itu tidak nongol untuk sekedar memberi uang lelah.

Untuk Ritual Kejawen Cara II ini sudah jelas tidak boleh dilakukan oleh orang muslim karena dalam mantranya menyebut nama bathara surya (dewa matahari), danyang (roh penguasa desa).


--------------------------------------------------------------------------------

ILMU PAWANG HUJAN ALIRAN HIKMAH

Saya punya dua ilmu pawang hujan dari aliran Hikmah yang unik dan multi fungsi. Semoga ilmu ini bisa membantu dan menolong banyak orang, khususnya dalam unrusan memohon datangnya hujan maupun menyingkirkan hujan jika ada keperluan. Ingat sifat ilmu aliran Hikmah adalah tidak bisa digunakan untuk main-main atau dicoba, jadi kedua ilmu ini hanya berfungsi jika benar-benar ada kebutuhan.

1. Petak Sayyidina Ali

Ilmu ini multi fungsi. Selain untuk mempawangi awan (menyingkirkan mendung) juga berfungsi untuk bela diri atau kanuragan. Ilmu ini disebut Petak Sayyidina Ali. Untuk menguasainya, selama 3 hari puasa mutih (tidak makan yang berasal dari binatang) dan setiap usai shalat fardhu membaca Ayat-ayat tertentu sebanyak 7 kali. Pada tengah malam, setelah shalat hajat, membaca amalannya 100 kali. Selanjutnya, amalan itu dijadikan wirid rutin setiap usai shalat fardhu minimal sekali atau menurut kemampuan.

Jadi, ilmu ini tidak berfungsi untuk mendatangkan hujan dan tidak pula untuk menyingkirkan hujan yang sudah mulai menetes. Fungsi utamanya hanya untuk menyingkirkan mendung. Logikanya, jika mendung sudang menyingkir, maka hujan pun tidak turun. Insya Allah.

2. Doa Sabdo Dadi

Doa Sabdo Dadi inipun multi fungsi. Berkaitan dengan urusan hujan, insya Allah dapat digunakan untuk ikhtiar menyingkirkan hujan dan mendatangkan hujan. Dan guru yang memberikan ijazah ini memiliki banyak kelebihan yang tidak perlu dijelaskan disini. Intinya, apa yang dikehendaki, insya Allah terkabulkan. Ilmu ini dapat dilakukan dengan tanpa tirakat. Modalnya hanya mengamalkan wirid pada pagi hari, dan diluar itu mengamalkan zikir rahasia atau sirri.

Penggunaannya, jika untuk menyingkirkan hujan, amalan cukup dibaca pada lokasi atau desa yang dimaksud. Sedangkan untuk mendatangkan hujan, amalan dibaca sambil mengitari desa. Saat berjalan mengitari daerah itu, disarankan untuk disertai minimal 2 orang sebagai saksi bahwa saat itu anda sedang memohon turunnya hujan.

0 komentar:

Posting Komentar