Senin, 27 Desember 2010

ELMU KEBATINAN

Asal mula Kebatinan adalah dari mempelajari mimpi, dimana orang bisa bertemu le-luhur di dalam mimpinya. Lalu dipikirkan bagaimana bisa
bertemu leluhur tetapi dalam keadaan sadar, tidak tidur. Dari
berbagai upaya untuk mencapai hal ini maka timbullah yang disebut Kebatinan.

3.1 Pembagian / Penggolongan Elmu

A. Menurut bidang yang dipelajari :
a. Wedha Sasongko.
b. Cokro Manggilingan.
c. Taliroso Rosotali.
B. Menurut sumber dayanya / cara mendapatkan daya dari ilmu tersebut :
a. Ontbending Persoonlijke Magneetisme (Mendayagunakan Magnetisme Priba-di).
b. De Stille Kracht (Kekuatan terpendam / Silent power).
c. Vermogens van der Wil (Menggerakkan Will).
d. Intuitie / Intuisi (Kebakatan) :
1. Intuisi Wahyu I-matloeww (Openbaring) :
a. Bila diterima oleh Nabi-nabi : Firman-firman Allah.
b. Bila diterima oleh bukan nabi : Dawuh-dawuh.
2. Intuisi Wahyu.
3. Intuisi Qasaf.
4. Intuisi Inspirasi.
5. Intuisi Khusus.
e. De Heilige Geest Geheime Macht (Karunia Rohul Kudus Kuasa) = Menda-patkan kuasa dari Tuhan sendiri = Menerima Kebangkitan Roh Kristus :
1. Kuasa menyembuhkan.
a. Orang yang sakit.
b. Keadaan yang sakit.
2. Kuasa mengimankan.
3. Kuasa Mukjizat.

C. Menurut cara bergeraknya daya dari ilmu tersebut dalam mencapai tujuan :
a. Ilmu Air
b. Ilmu Bambu Serumpun.
c. Ilmu .

D. Menurut tataran / tingkatan dari ilmu :
a. Tataran Ilmu Islam :
1. Sareat / Syariat.
2. Tarekat.
3. Hakekat.
4. Makrifat.
5. Makrifatullah.

b. Tataran Ilmu Jawa :
1. Mayonggo Kresno dan Mayonggo Seto.
2. Urip Awor Gaib.
3. Urip Srawung Karo Pribadi = Karno Tanding / Karno Tinanding = Hampribadi.
4. Mandireng Pribadi = Makrifat.
5. Menghayu Hayuning Bawono.

c. Jalan Allah :
1. Manunggaling Kawulo Gusti.
2. Marifat pada 7 bidang.
3. Marifatullah.
4. Marifat Dari Makrifatullah = Makrifating Makrifatullah.

d. Umum :
1. Paranormal.
2. Spiritual.
3. Makrifat.
4. Makrifatullah.


3.2 Pembagian Ilmu Menurut Bidangnya (Menurut Ajaran Jawa).
Pembagian ajaran menurut bidang yang dipelajari, dalam Ajaran Jawa adalah :

- Wedha Sasongko.
Menerangkan bagian-bagian manusia, isinya tentang Sangkan
Paraning Dumadi.Menjelaskan tentang Mokswa yaitu ilmu yang dapat
mengurai badan kasar kembali ke asal (bisa melepaskan semua ke asalnya : asal 5. unsur kembali ke 5 unsur, asal Allah kembali ke Allah) namun sewaktu-waktu beliau dapat hadir, ilmu ini dimiliki oleh The Great Master di Tibet dan juga Beliau-beliau : para raja, para wali, para pandito di tanah Jawa. Manusia merupakan Microcosmos (Jagad Alit = Bawono Alit = Dunia Kecil) yang sempurna dari Macrocosmos (Jagad Ageng = Bawono Ageng = Dunia Besar), karena itu apa yang ada di Macrocosmos juga ada di Microcosmos. Matahari di badan manusia adanya di Cakra-Cakra karena daya dari cakra ti-dak ada yang bisa menghalangi, sama dengan cahaya matahari. Bulan di badan manusia adanya di ...Dari ajaran ini maka anakkecil yang sakit dikompres di ubun-ubun, bukan di jantung. Catatan amal manusia ada di rohnya.

- Cokro Manggilingan.

Menerangkan :
- Kalau dahulu ilmu itu miliknya / leluhurnya maka sekarang menjadi mi-liknya lagi.
- Kalau dulu pernah berkumpul maka sekarang akan berkumpul lagi.
- Kalau dulu pusaka itu miliknya maka sekarang akan menjadi miliknya la-gi. Orang lain mencari (ingin mendapatkan) pusaka itu tidak mendapatkan, tetapi orang ini tidak mencari malah mendapatkan pusaka itu. Kodenya : Roda -- > Cokro. Dalam istilah Jawa : Ora ngudi keolah, ora nyuwun diparingi (tidak belajar ,malah terolah, tidak minta malah diberi).

- Taliroso Rosotali.
Ingin disempurnakan, dibentuk oleh Wahyu Cakraningrat.
Jadi Wahyu Cakraningrat itu bukan wahyu ratu / wahyu keprabon.
Sing waskito soko taliroso-rosotali (Orang menjadi waskita dari taliroso-rosotali), bisa ikut merasakan apa (penderitaan) yang dirasakan oleh orang lain / rakyat. Kodenya : Ros Bambu -- > Taliroso. Dengan taliroso-rosotali orang bisa merasakan terlebih dahulu jika ada serangan gaib dari orang lain dan juga bisa mengetahui isi pusaka tanpa menghunus pusaka itu terlebih dahulu.


3.3 Pembagian Ilmu Gaib Berdasarkan Sumber Dayanya. Pembagian ilmu Gaib (berdasarkan sumber dayanya) :

A. Ontbending Persoonlijke Magneetisme (Mendayagunakan Magnetisme Pribadi).
Ilmu ini digerakkan dengan menggunakan pernafasan. Dengan ilmu ini bisa dipergunakan untuk :
- Melihat, mendengar, dan merasakan hal -hal yang sifatnya gaib serta berhu -bungan dengan Alam Roh.
- Menundukkan orang lain.
Dengan mengolah pernafasan kita bisa mengadakan kontak
maksimal dengan Alam Arwah Tingkat 4 (dengan Alam Malakut tidak bisa) dalam batasan mendengarkan pesan / dawuh.

B. De Stille Kracht (Kekuatan terpendam / Silent power).
Ilmu ini digerakkan dengan menggunakan mantra-mantra atau juga menarik daya kekuatan dari keramat. Pesan Wali Songo : Janganlah kita masuk ke dalam ilmu ini karena nantinya kita akan susah ditarik keluar dari ilmu ini.

C. Vermogens van der Wil (Menggerakkan Will).
Ilmu bergerak menurut will kita dengan menggunakan pernafasan.

Will bisa digabung dengan cakra 6 (daya cipta) dan cakra 4 (nur) maka akan menjadikan ilmu sihir yang hebat seperti memindahkan barang-barang dan lain-lainnya.Will adanya di Tulang Dada.

D. Intuitie / Intuisi (Kebakatan).
Ilmu ini didapat dari keturunan dan tidak dapat dengan sengaja untuk mempelajarinya.Macam-macam Intuisi :
1. Intuisi Wahyu I-matloeww (Openbaring) : Intuisi yang paling tinggi.
a. Bila diterima oleh Nabi-nabi : Firman-firman Allah.
b. Bila diterima oleh bukan nabi : Dawuh -dawuh. Merupakan daya puncak dari Atman.
2. Intuisi Wahyu : Tanpa disengaja nyeletuk/berbicara dan jadi/benar (bawah sadar)
3. Intuisi Qasaf : Kebakatan melihat dan mendengar yang gaib tanpa latihan.
4. Intuisi Inspirasi.
5. Intuisi Khusus : Mendapatkan jalan keluar dari suatu persoalan.

Ilmu dari leluhur bisa menurun pada keturunannya, sehingga keturunannya tanpa belajar bisa mempunyai ilmu. Ini terjadi karena kita dibentuk oleh leluhur, atom-atom (termasuk ilmunya) diturunkan pada keturunan. Bentukan leluhur tidak mungkin bisa dilepaskan begitu saja. Hal semacam ini termasuk dalam Cakra Manggilingan :

- Kalau dahulu ilmu itu miliknya / leluhurnya maka sekarang menjadi mi-liknya lagi.
- Kalau dulu pernah berkumpul maka sekarang akan berkumpul lagi.
- Kalau dulu pusaka itu miliknya maka sekarang akan menjadi miliknya la-gi.Orang lain mencari (ingin mendapatkan) pusaka itu Tidak mendapatkan, tetapi orang ini tidak mencari malah mendapatkan pusaka itu.

E. De Heilige Geest Geheime Macht (Karunia Rohul Kudus Kuasa).
Mendapatkan kuasa dari Tuhan sendiri.Ilmu ini didapat dari jiwa yang mempunyai pengabdian terhadap sesama secara terus-menerus tanpa adanya pamrih. Mendapatkan daya Karunia Rohul Kudus Kuasa
disebut juga menerima Kebangkitan Roh Kristus, syaratnya menjadi abdi kemanusiaan (inilah top / puncak spiritual).
Daya Karunia Rohul Kudus Kuasa berupa :
1. Kuasa menyembuhkan.
- Kuasa menyembuhkan Orang yang sakit.

- Kuasa menyembuhkan Keadaan yang sakit.
2. Kuasa mengimankan.
3. Kuasa Mukjizat.
Karunia Rohul Kudus dibagi menjadi :
1. Karunia Rohul Kudus Kenyataan : - Hikmah.
- Perkataan Hikmah.
- Perkataan Marifat.
2. Karunia Rohul Kudus Ilham :
- Nurbuwat.
- Berbahasa Lidah.
- Mengartikan Bahasa Lidah.
3. Karunia Rohul Kudus Kuasa :
- Iman.
- Menyembuhkan :
* Orang yang sakit.
* Keadaan yang sakit.
- Mukjizat.

Dasar dari Karunia Rohul Kudus Kuasa adalah pengorbanan dan
pengabdian. Daya Karunia Rohul Kudus Kuasa memancar dari Jantung dan Ulu Hati arahnya vertikal dengan daya Jantung lebih dulu / lebih tinggi untuk mencapai zat mutlak Allah, sedangkan daya Ulu Hati mengadakan dan mewujudkan sesuai dengan apa yang dimohonkan kemudian daya Jantung yang menghidupkan. Sifat daya Karunia Rohul Kudus Kuasa selalu vertikal dan turunnya berupa Mukjizat. Contohnya : Mukjizat Nabi Ibrahim dengan keluarnya air zam-zam. Orang yang menerima Karunia Rohul Kudus Kuasa hanya 1 orang pada 1 masa dan orang itu akan mendapatkan ujian dan cobaan sampai akhir hayatnya. Penyakit yang ditimbulkan : penyakit jantung. Bisa untuk menyembuhkan orang / keluarga dari penyakit akibat dari ketidaktahuan / kegelapan karena ilmu. Gerak Kundalini bergabung dengan Kriyasakti menyatu dengan Nur Cahaya (Cakra 4) dan Atom Allah (Cakra 13) akan menciptakan daya :
1. Roh bisa lepas mencapai jangkauan yang jauh dan mempengaruhi scope luas.
2. Dapat melihat ke tempat yang jauh, peristiwa yang telah / akan terjadi.
3. Dapat mendengar suara / menerima pesan gaib.
4. Dapat memohonkan Mukjizat Allah dengan daya Roh Kudus Kuasa.
5. Daya ucapan perkataannya bersifat Kun Fa Yakuun (Apa yang terucap maka terjadi).

3.3.1 Perbedaan Antara Karunia Rohul Kudus Kuasa : Menyembuhkan
Dan Mukjizat. Perbedaan antara Karunia Rohul Kudus Kuasa
Menyembuhkan (Kun FaYakuun : Yaasiin) dengan Karunia Rohul Kudus Kuasa Mukjizat (Kun Fa Yakuun : Adz-Dzaariyaat) :

3.3.1.1 Karunia Rohul Kudus Kuasa Menyembuhkan (Kun FaYakuun :Yaasiin) :
1. Kode : 001.100.
2. 0 = vertikal : mengabdi kepada Tuhan tanpa pamrih (Hablun Minan Allah)
0 = horizontal : mengabdi kepada sesama tanpa pamrih (Hablun Minan Naas)
1 = Dhat Allah bergerak vertikal ke atas bertemu Dhat Mutlak Allah, meyen-tuh lapisan yang diperlukan (Kun).
1 = Daya turun memancar dari Dhat Mutlak Allah.
0 = Turun ke Dhat Allah sesuai dengan apa yang dimohonkan. 0 = Nur Cahaya bergerak horizontal mewujudkan apa yang diniatkan (Fa Yakuun).
3.001 = Orang yang bisa membawakan ayat-ayat Surat Yaassiin secara Hablun Minan Allah dan Hablun Minan Naas akan mempunyai daya Kun Fa Yakuun (sudah mendapat salam dari Tuhan sendiri).100=Kuasa menyembuhkan.
3.3.1.2 Karunia Rohul Kudus Kuasa Mukjizat (Kun Fa Yakuun : Adz-Dzaariyaat) :
1. Kode : 100.001
2.1 = Manusia yang sedang manunggal dengan Tuhan. 0 = Mempunyai kuasa atas segala kekuasaan.
0 = Mempunyai kuasa atas segala kekayaan.
0 = Nol vertikal.
0 = Nol horizontal.
1 = Beliau seperti Tuhan sendiri.
3.100 = Manusia yang sedang manunggal dengan Tuhan maka dia kuasa atas segala kekuasaan dan
kekayaan. = Kekuasaan yang dipaksakan akan habis dan kekayaan yang diperoleh de-ngan tidak halal
akan habis.

001 = Kuasa mukjizat ,Kode angka 001 = vertikal horizontal pasrah kepada Tuhan.
0 = mati nafsu daging.
0 = mati nafsu darah.
1 = Kebangkitan Kristus.

Kode angka 100 = bertemu dengan Khaliknya

3.4 Pembagian Ilmu Menurut Cara Bergeraknya Daya.
3.5 Pembagian Ilmu Menurut Tingkatannya / Tataran Ilmu. Ada beberapa versi dari tataran / tingkatan ilmu :

3.5.1 Tataran Ilmu Islam.

Dalam agama Islam tataran ilmu ada 5 :
1. Sareat / Syariat.
2. Tarekat.
3. Hakekat.
4. Makrifat.
5. Makrifatullah.

3.5.2 Tataran Ilmu Jawa.

Dalam Ajaran Jawa tataran ilmu Jawa ada 5 :
1. Mayonggo Kresno dan Mayonggo Seto.
- Mayonggo Kresno (Bayangan orang berwarna hitam) : Jiwa masih belum puas terhadap dunia.
- Mayonggo Seto (Bayangan orang berwarna putih): Jiwa masih belum puas terhadap ilmu.
Mayang = bayang / bayangan, Nggo = Katon Onggo = wujud. Mayonggo = Mayang + Nggo = Mayang (bayang) wujud. Kresno = Hitam, Seto = putih.
Orang yang masih senang dengan sifat duniawi disebut Gandrung. Orang yang mempunyai sifat vertikal (keTuhanan) yang sangat tinggi disebut Gandring. Orang yang merindukan pendekatan dengan Allah dan juga berikut amalannya maka disebut sedang Gandring.

2. Urip Awor Gaib.
Harus diperhatikan siapa yang mengendalikan / membisiki, bisa dari :
- Gaib Tuhan.
- Mahluk Halus.
Bisikan mahluk halus inilah yang dalam istilah Jawanya : Kerep ajak-ajak ora Perang Brotoyudo joyo binangun, yang berarti : sering mengajak untuk tidak memerangi hawa nafsu (= perang Brotoyudo =
melewati jembatan Shiraathal Mustaqiim) untuk mendapatkan kejayaan (Joyo Binangun) / keme-nangan (Surat Al Fat'h). Ini yang harus dilawan dengan Karno Tanding.

3. Urip Srawung Karo Pribadi = Karno Tanding / Karno Tinanding = Hampribadi.
Karno = telinga, Tanding = melawan.
Yaitu melawan bisikan-bisikan mahluk halus lewat telinga yang Kerep ajak-ajak ora Perang Brotoyudo joyo binangun. Disini orang dilewatkan jembatan Shiraathal Mustaqiim (sesuai Surat Al Ma'ariij = Tangga-Tangga Untuk Naik) dimana yang dinaikkan adalah Dhat.

4. Mandireng Pribadi = Makrifat (dalam bidang apa). (Pangruwating Diyu (meruwat darah sendiri)).

5. Menghayu Hayuning Bawono. (Mengorbankan kepentingan diri-sendiri untuk orang banyak (harus didasari oleh pengabdian yang tulus ikhlas)).

3.5.3 Jalan Allah.

Jalan Allah itu :
1. Manunggaling Kawulo Gusti. Kodenya adalah angka 2.
2. Marifat pada 7 bidang, maksudnya cenderung mencintai ketujuh bidang terse-but.
3. Marifatullah, maksudnya sudah bisa mendayagunakan (bukan mencintai lagi) ketujuh bidang marifat tersebut. Bila manusia sudah manunggal dengan dengan dhatullah ia bisa manunggal dengan alam semesta artinya manunggal dengan atom-atom dari zat mutlak Allah maka manusia itu sama dengan Batoro Wisnu. Batoro Wisnu adalah keadaan manunggal dengan zat mutlak Allah plus dapat mendayagunakan atom-atom hidup yang ada di alam / udara ini. Wisnu itu apa yang diucapkan jika sifatnya positif akan jadi, syaratnya orangnya harus tidak emosi (sabar). Di dalam sejarah yang sudah Nunggal adalah Prabu Erlangga dan Prabu Hayam Wuruk.Kode Marifatullah adalah angka 0 (nol).
4. Lebih tinggi dari Marifatullah yaitu sudah bisa mendayagunakan atom-atom hidup yang ada di udara ini dengan menggerakkan atom yang maha ghaib yang ada pada badan manusia Itu sendiri. Bila sudah berhasil mendayagunakan atom dari Energi Yang Maha Gaib maka dapat disebut Marifat Dari Makrifatullah (Makrifating Makrifatullah) dan sebagai Mandataris Tuhan sendiri.

Bila manusia sudah manunggal dengan atom yang maha gaib maka manusia itu lebih tinggi dari Batoro, itulah Beliau Wali Ke X (Ingkang Kaping Sedoso). Kodenya adalah Salib (Orang digerakkan dalam Cross Position) karena menandakan Kebangkitan dan menyatunya prana udara dan prana bumi berikut atom Energi Yang Maha Gaib yang ada pada manusia. Prana Sakti adalah gabungan daya prana udara dan bumi dengan daya Cakra 13. Prana Yama (Tinarbuko) adalah orang mengalami Kebangkitan Kristus / Kebangkitan Roh Allah / Kebangkitan Sang Hyang Nur Cahyo dengan mematikan nafsu daging dan nafsu

sedangkan di AlKitab dengan ayat : Yesus bangkit di antara orang mati (mati nafsu daging dan nafsu darahnya). Sang Hyang Nur Cahyo = Nur Illahi = Allah sendiri. Tuhan memberikan Kesanggupan kepada setiap orang asalkan manusianya mau memenuhi persyaratannya. Syarat untuk mendapatkan Kebangkitan Roh Kristus adalah menjadi Abdi Kemanusiaan dan inilah topnya spiritual. Para pertapa bisa mematikan nafsu daging tetapi dia tidak bisa mengabdikan diri untuk umat manusia, oleh karena itu para pertapa itu tidak mendapat Kebangkitan Kristus. Dengan mendapat Kebangkitan Roh Kristus maka akan mempunyai daya Karunia Rohul Kudus Kuasa. Kodenya adalah angka 10 artinya Tuhan
sendiri turun. Wali Nunggal itu adalah yang disebut keseluruhan badannya bagaikan Tuhan sendiri yang menampakkan dirinya :
- Badan di dalam manusia ini adalah ayat-ayat dari Kitab-Kitab Suci.
- Tangannya adalah bagaikan tangan Tuhan.
- Dengan segala actionnya tidak perlu dengan ucapan / membaca doa.
- Diibaratkan Atom-Atom Hidup sebagai pecahan dari Zat Mutlak Allah sudah menempel di dalam badannya. Manusia ini punya daya :
- Dapat membuat tanah tandus menjadi subur (daya Dhat, Nur dan Otak Bu-dhi).
- Dapat membuat orang manusia yang sudah meninggal hidup kembali (daya Dhat dan Nur).
- Dapat meyembuhkan orang sakit tanpa perlu dia hadir di tempat itu.dengan cara mengaktifkan atom-atom hidup yang ada di udara dan tanah. Syaratnya manusia tersebut harus punya rasa pengabdian dan kemanusiaan. Semboyannya :
- Untukku Tuhan Maha Tahu tetapi untuk mereka yang belum tahu perlu aku mohonkan kepada Tuhan untuk mereka. - Vertikal : pasrah kepada Allah dan horizontal :
mengorbankan diri untuk kepentingan orang lain (Hablun Minan Allah Wal Hablun Minan Naas).Bila kita dapat membangkitkan keikhlasan / kepasrahan di dalam kehidupan maka yang didapat adalah suatu daya yang dahsyat.

3.6 Mendem Jero Mikul Duwur.
Mendem Jero Mikul Duwur artinya semua penderitaan, hinaan, usaha / ikhtiar dan sebagainya tidak pernah diceritakan / dinilai / dihitung-hitung kepada orang lain (mendem jero) dan berupaya mengangkat kehidupan keluarga, orang lain, bangsa, rakyat, umat manusia untuk bisa mentas /
terangkat dalam kehidupan dunia dan akhirat (mikul duwur), misalnya memajukan rakyat menjadi pandai seperti jasa-jasa Bung Karno kepada rakyat.

3.7 Anak Yang Soleh.
Hanya Anak Soleh yang bisa mengangkat orang tuanya / leluhurnya sendiri di surga dengan amal perbuatan yang baik / cinta kasih terhadap orang lain.Ciri-ciri dari Anak Soleh adalah dia harus bisa atau sudah pernah mengorbankan kepentingan hidupnya untuk menolong orang lain, dan dia tidak pernah menceritakan kepada siapapun dan juga tidak pernah mengungkit.Para Leluhur itu tidak ada permintaan apa-apa selain mengharapkan agar anak cucunya yang masih hidup dapat melaksanakan amalperbuatan, cinta kasih, dan ber-budi luhur selama di dunia agar nantinya Beliau juga bisa naik peringkat.

3.8 Ahli Surga.
Ciri-ciri Ahli Surga :
1. Tidak mempunyai rasa iri apalagi dengki terhadap orang lain.
2. Tidak membicarakan kekurangan apalagi kejelekan orang lain terutama sifat negatifnya.
3. Selalu bersedekah -- > walau kecil tetapi selalu setiap hari.
4. Selalu membantu orang lain -- > walau tidak materi, tenaga / pikiran juga bisa.
5. Tidak pernah mengeluh --> semua diterima dengan ikhlas.
Ciri-ciri Anak Yang Soleh adalah sama dengan ciri-ciri Ahli Surga.

3.9 Tasawuf Hidup.
Tasawuf Hidup adalah melakukan tapa tetapi tidak menyendiri (tidak perlu masuk hutan atau goa) dimana manusia di dalam melakukannya tidak meninggalkan kodrat manusianya untuk mencari nafkah, tetap melakukan aktifitas pekerjaannya secara normal. Tidak terlihat secara fisik bahwa ia sedang menjalankan tapa, yang membedakan adalah amal dan perbuatannya yatu dengan membawakan cinta kasih sehingga nafsu dirinya bisa dikuasai.Jika seseorang melakukan Tasauf Kehidupan secara benar maka ia sudah memasuki Ilmu Suhud dan ini terlihat dari amal perbuatannya.

Tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat orang seperti ini seingkali mendapat celaan karena hampir
tidak pernah terlihat menjalankan kewajiban agamanya, misalnya Shalat karena bagi dia yang terpenting adalah melakukan cinta kasih dan menguasai nafsu dirinya. Shalat sendiri bertujuan agar orang tidak sempat berbuat negatif dan selalu ingat kepada Allah dengan cara membuat waktu antar shalat sempit
/ pendek selang waktu-nya. Jadi sebenarnya tujuan Shalat sama dengan tujuan Tasauf Kehidupan yaitu selalu berfikiran dan berbuat yang positif. Orang yang melakukan Tasauf Kehidupan akan membawakan cinta kasih dan menguasai nafsu dirinya, ini berarti ia selalu berfikiran positif dan dengan amal perbuatannya ia menjadi berharga di mata Allah. Salah satu tasawuf hidup adalah Tapaning Ngahurip.


3.10 Tapaning Ngahurip.
Tapaning Ngahurip merupakan langkah awal untuk dapat menggerakkan daya-daya yang ada pada manusia bagi kebaikan.Perincian Tapaning Ngahurip / Bertapanya orang hidup / Tasawuf Hidup termasuk zakat yang harus dilaksanakan :
1. Tapaning Badan Rogo. Zakatnya :
1. Anorogo : Memelihara dan menjaga dirinya agar selalu simpatik dimanapun berada, di depan siapapun dan selalu membawakan sikap kepribadian yang ramah kepada semua orang.
2. Ulah Pedamelan Sae : Melaksanakan pekerjaan dengan baik dan jujur, mengerjakan segala sesuatu dengan sebaik mungkin dan mengupayakan supaya hasilnya membawa kebaikan bagi banyak orang.

2. Tapaning Manah Lan Budi.
Zakatnya :
1. Nrimo : Bisa menerima segala cobaan dan nikmat Allah dalam keadaan apapun dengan tidak mengeluh atau menyesali suatu keadaan dirinya. Dalam peristiwa yang menyenangkan atau dalam kondisi sulit selalu mengingat dan bersyukur atas apa yang diberikan Allah.
2. Sabar Lan Binangun / Sabar Ing Coba Lan Bilahi: Bersabar menerima cobaan dan musibah yaitu dalam menghadapi setiap peristiwa kehidupan selalu mengambil makna yang positif, sehingga suatu kesedihan / kesusahan bukanlah hal yang harus selalu disesali secara berlebihan atau menjadi putus asa.

3. Tapaning Nafsu.
Zakatnya :
1. Ikhlas : Memiliki hati yang ikhlas di dalam setiap amal perbuatannya. Semboyannya : Do It And Forget It (Berbuat kebaikan / beramal dan tidak mengingat-ingat / tidak pamrih).
2. Ngapunten Dateng Kalepatan : Harus bisa jadi pemaaf terhadap kesalahan orang lain karena Tuhan itu maha pengampun. Minta maaf kepada orang tua.

4. Tapaning Nyowo.
Zakatnya :
1. Tememen : Pegang teguh amanah, selalu tertib, disiplin dan memperlihatkan sikap sungguh-sungguh.
2. Ora Dahweni Munosiko : Tidak membicarakan orang lain dan tidak diperbolehkan menyakiti/menyiksa batin / badan, baik dirinya sendiri dan terlebih Orang lain.

5. Tapaning Rakhsa. --> Roso Sejati.
Zakatnya :
1. Anelongso : Selalu merindukan kedekatan kepada Allah dengan trenyuh.
2. Meneng : Tidak menanggapi / memberikan komentar atas segala persoalan /pernyata-an / perkataan orang lain dengan emosi.
3. Ambek Utomo : Lebih dulu mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri.
Pada umumnya ada yang berpendapat untuk Tapaning Alas Ketonggo namun tidak mengetahui maksud dan arti yang lebih luas dari kata "Tapaning Alas Ketonggo". Tapaning Alas Ketonggo pengertiannya adalah tapa di katon onggo. Jadi pengertian dari Tapaning Alas Ketonggo sama dengan pengertian dari "Tapaning Ngaurip".

Beberapa tapa yang salah pengertian :
- Tapa Ning Alas Ketonggo (Bertapa di hutan Ketonggo). Pengertian yang lebih luas adalah Tapa Ning Katon Onggo (Bertapa di badan yang kelihatan) yaitu Tapa Ning Nga Hurip.
- Tapa Ngemis (Bertapa dengan menjadi pengemis yang meminta-minta). Pengertian yang lebih luas adalah ngemis atau minta welas asih Tuhan dengan membawakan pemurah, pengasih dan penyayang (Cinta Kasih) untuk bertemu dengan Tuhan agar bisa berdialog dengan Tuhan, minta cinta kasih supaya diberi. Dalam ngemis itu batin seseorang menangisi, meratapi kedekatan Allah (Tuhan tidak bisa didekati dengan kesenangan melainkan harus diratapi kedekatannya).
- Bertapa menyepi di goa-goa / hutan-hutan. Dengan tapa ini bisa mematikan nafsu darah tetapi tidak bisa mendapatkan Kebangkitan Kristus karena tidak bisa menjadi Abdi Kemanusiaan.
- Tapa Manglantur.
Yaitu bertapa tidak makan tidak minum sehingga berubah menjadi badan etheris. Untuk meluhurkan nafsu terhadap makanan bukan dengan tidak makan tidak minum tetapi dengan tidak mengikatkan diri kepada makanan tertentu, asalkan makanan itu sehat kita makan, t idak harus jenis makanan tertentu saja.Siapa yang berhasil lulus dari Tapaning Ngaurip maka akan mendapatkan firasat atau roso yang
tajam terhadap getaran atau daya yang ada di sekitarnya.

3.11 Melek / Manter.
Jika kita bisa tidak tidur (melek / manter) dari jam 0.00 sampai subuh maka itu sama dengan melakoni / melakukan Tapaning Ngahurip.Dengan melek itu kita bisa mendapatkan jalan keluar sehingga seluruh persoalan keluarga bisa diatasi. Doa orang Jawa pada saat kesusahan : Duh Gusti, Dosa Menopo Tasih Melepet Dateng Kawulo, Kok Taseh Pinaringan / Pikantuk Ujian Lan Coba Dateng Kawulo Koyo Meniko (Ya Tuhan, dosa apa yang masih melekat pada hamba, sehingga masih mendapatkan cobaan pada
hamba seperti ini). Kabegjan yang sebenarnya adalah mendapatkan wejangan : ilmu untuk hidup, bukan dilihat dari rejeki sifat duniawi. Lambangnya Nabi Isa adalah will / cita-cita / kareb / kemauan.

Dalam melek itu willnya harus kuat, baru bisa membuka jalan. Will adanya di tulang dada, motornya Nur. Yang ingin menjadikan sesuatu itu wujud / tercapai adalah kareb / will yang membuka jalan.
Kareb/Will harus mantap, selama will kita lurus di jalan Tuhan pasti Allah akan mengabulkan cita-cita kita (bila orang mempunyai kemauan maka akan ada hasil). Mulane nek kowe nduwe kareb kudu sing mantep (Karena itu jika kamu punya niat harus yang mantap). Cita-cita jangan pagi-sore, harus mantep dalam panyuwune / permohonannya. Di dalam menjalani hidup dan tafakur / manter (Kang Jumeneng -aken Roso Sejati = mendudukkan rahsa di singgasananya) yang penting adalah :
- Mantep ing pikir.
- Mantep ing batin.
- Mantep ing karep (will).

Dengan kita melek adalah belajar untuk mendapatkan daya di bawah sadar. Dengan melek itu diharapkan agar bisa berlaku : Aku Ora Ono, Sing Ono Sing Nyipta-ake Aku (aku tidak ada, yang ada yang menciptakan aku), agar nantinya bisa berdialog dengan Tuhan.
Pada tingkat pertama : Manunggaling Kawulo Gusti.
Tingkatan kedua : Gusti Manunggal Karo Zat Mutlak Allah.

Istilah diam dari jam 0.00 sampai beduk subuh disebut Semar Maneges (Semar Berdiam Diri). Maneges Marang Gusti artinya berdialog dengan Tuhan. Orang yang kuat di dalam Maneges akan punya daya kuat Angkat Junjung. Dengan melek kita bisa merasakan perubahan getaran yang turun pada malam hari dalam selang waktu : jam 0 s/d 1, jam 1 s/d 2, jam 2 s/d 4, jam 4 s/d 6. Perubahan / perbedaan ini bias dirasakan dengan menghidupkan roso. Mengetahui Sejatining Kahanan dengan roso sejati.MenurutAjaran Wali Songo tiap-tiap selang waktu tadi adalah saat yang paling baik untuk suatu hal (tiap selang waktu berbeda-beda halnya). Misalnya selang waktu jam 2 s/d 4 paling baik untuk berdoa (Shalat Tahajud). Untuk dapat mengetahui pribadi kita sendiri maka lakunya Bertafakur (seperti tidur akan tetapi kita masih sadar). Dalam Pepatah Jawa : Sak Jerone Ngaliyep Ketemu Ning Pribadine atau Sak Jerone Ngaliyep Ing Kono Jumuduling Pribadine (dalam keadaan seperti tidur tetapi masih sadar (Ngaliyep) disitulah muncul/ bangun pribadinya).

0 komentar:

Posting Komentar